Misteri Jejak Aires dan Bizelio

Aires dan Bizel. Sumber: AI Image Generator

Di suatu pagi buta, Aires Apredite seorang jurnalis investigasi menerima surat misterius dengan satu kalimat “kematian itu bukan kecelakaan.” – bersama surat itu terdapat foto wanita muda yang telah tewas lima tahun lalu. Suatu kasus yang dianggap sebuah kecelakaan biasa oleh kalangan hukum.

Aires dengan rasa penasarannya yang tinggi tak mungkin hanya tinggal diam menerima surat itu. Dengan pikiran yang penuh tanya ia mencari seluruh sumber informasi yang bisa ia telusuri. Melalui banyak kenalannya, Aires ingin menjawab rasa penasarannya itu. Hingga suatu waktu ia menemukan nama Bizelio Afditya atau akrab disapa Bizel. Bizel adalah seorang mantan detektif yang menangani kasus tewasnya wanita itu. Namun, ia mundur tanpa alasan yang jelas dari kantor kepolisian tempat ia bertugas.

Tanpa berpikir panjang, Aires menyusun rencana untuk mengunjungi Bizel yang kini hidup terasing di sebuah kota kecil bernama Kota Dandelin – informasi yang didapatkan dari kenalannya. “Aku harus menemui lelaki bernama Bizel itu, aku yakin dia tau banyak soal kematian wanita di foto ini,” gumam Aires.

***

Pada hari yang telah direncanakan, Aires bersama Rona, rekan kerjanya, pergi mengunjungi Bizel dengan mengendarai mobil. Di sepanjang perjalanan, ia terus mencari informasi-informasi yang berkaitan dengan wanita itu. Ada beberapa hal yang ia dapatkan, salah satu hal yang membuatnya tercengang adalah terdapat suatu pola aneh.

“Rona lihatlah, kenapa setiap orang yang terlibat dalam kasus ini selalu mengalami kejadian buruk. Ada yang menghilang, ada juga yang ditemukan tewas dengan cara yang mencurigakan.” kata Aires kepada Rona.

“Wahh iyaa kau benar. Kasus ini semakin menimbulkan banyak tanya. Aku jadi ikut penasaran siapa sebenarnya wanita itu.” jawab Rona.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 8 jam dengan jalur darat, tibalah mereka di Kota Dandelin. Kota yang sangat terpencil dan sepi penduduk. Hanya ada sekitar 50 keluarga yang tinggal di kota itu. Tanpa berlama-lama, mereka langsung menuju ke rumah Bizelio.

“Permisi,” ucap Aires sembari mengetuk pintu rumah minimalis milik Bizel.

“Permisi, Tuan Bizel,” sahut Rona.

           Setelah selang beberapa menit, barulah pintu itu terbuka. Tampak seorang lelaki berumur sekitar 28 tahun, dengan tubuh tinggi, rambut pendek rapi, dan badan yang ideal – sangat tampan. Aires dan Rona terdiam sejenak saat itu karena terpesona dengan ketampanan Bizel.

Dalam lamunan itu, Bizel menyapa “Halo, maaf kalian siapa ya?” ucapnya.

“E-ehh emm kami jurnalis berita, saya Aires dan ini teman saya Rona,” jawab Aires dengan nada terbata-bata karena terkejut.

“Ada perlu apa datang kemari?” kata Bizel

“Kami ingin menanyakan suatu hal kepada Anda tentang wanita ini.” jawab Aires sembari menunjukkan foto wanita yang ada bersama surat misterius.

“DARI MANA ANDA DAPATKAN FOTO ITU?” ucap Bizel yang sangat terkejut bak tersambar petir di siang bolong.

“Anda kenal dengan wanita ini, Tuan?” tanya Rona penasaran.

“Tidak penting aku kenal dengannya atau tidak. Sekali lagi kutanya, kalian dapat foto itu dari mana?” Bizel semakin penasaran.

“Beberapa minggu yang lalu, saya mendapatkan kiriman foto wanita ini beserta surat misterius. Ketika saya mencoba mencari informasi di kepolisian, saya menemukan nama Anda. Itulah kenapa saya dan teman saya datang kemari untuk mencari informasi yang lebih lengkap tentang wanita ini.” sahut Aires.

“Kasus ini sudah seharusnya dilupakan,” jawab Bizel dingin.

Namun, Aires tidak menyerah. Ia yakin bahwa Bizel menyimpang sesuatu yang bisa membawanya pada kebenaran. Setelah banyak dialog panjang dengan alasan-alasan yang mampu membuka hati Bizel. Akhirnya Bizel mau mengungkapkan jika wanita yang menjadi korban dalam foto itu adalah seseorang yang sangat dekat dengannya – Amarta, tunangannya. Bahkan, Bizel selalu percaya jika kematian Amarta bukan suatu kecelakaan, tetapi kala itu ia dipaksa berhenti menyelidikinya.

Aires sangat terkejut dengan fakta tersebut. Akhirnya ia menawarkan kepada Bizel untuk bekerja sama dengan mereka menyelidiki kembali tentang kasus kematian Amarta. Bizel yang sebenarnya masih ingin terus mengungkap kasus itu akhirnya menyetujui kesepakatan dengan Aires dan Rona.

***

           Di tengah masa pencarian, terdapat seseorang yang tiba-tiba datang mengintimidasi Aires dan Bizel. Banyak teror-teror berdatangan kepada mereka. Apartemen Aires diacak-acak oleh seseorang yang bahkan ia sendiri tak mengenalnya. Mobil yang dikendarai oleh Bizel nyaris ditabrak truk misterius. Terdapat satu hal ganjil yang mereka temukan, yaitu suatu ancaman anonim yang menyuruh mereka untuk berhenti menyelidiki kasus kematian Amarta.

           Namun, tekad mereka begitu kuat. Tak mudah tergoyahkan hanya karena ancaman itu. Di saat yang sama, tanpa disadari, ketegangan dan adrenalin yang mereka hadapi dari penyelidikan ini mulai menumbuhkan perasaan di antara mereka. Aires yang dulunya begitu sangat menjaga jarak dengan laki-laki karena cinta di masa lalunya yang menyakitkan, kini mulai bisa percaya dengan Bizel. Begitu juga sebaliknya, Bizel yang bersifat tertutup akhirnya menemukan kembali alasannya untuk peduli.

           Suatu hari, mereka berdua datang ke apartemen lama milik Amarta. Di sana mereka menemukan suatu catatan rahasia milik Amarta yang mengarah pada seseorang tak terduga – salah satu petinggi kepolisian yang korup. Dalam surat itu tertuliskan jika Amarta menemukan sesuatu yang seharusnya tidak ia ketahui dan hal tersebutlah yang diduga membuatnya terbunuh.

           Ketika Aires dan Bizel hendak mengungkap semuanya, mereka dijebak. Aires yang kala itu baru keluar dari apartemennya dan bergegas berangkat ke kantor, tiba-tiba diculik oleh dua orang laki-laki dengan perawakan gagah. Di sisi lain, Bizel juga dipaksa oleh dua orang asing bertopeng untuk memilih menyerahkan bukti atau kehilangan Aires selamanya.

           Di saat itu, Bizel yang sudah kehilangan Amarta, tidak ingin kehilangan Aires juga. Akan tetapi, ia tidak dengan sukarela menyerahkan bukti itu. Bizel mulai mengatur strategi cerdas dengan membuat kesepakatan untuk melakukan barter antara bukti itu dengan Aires di suatu tempat – Taman Kota Dandelin. Bizel mengajukan syarat jika ia hanya ingin bertemu dengan bos mereka karena merasa tidak selevel jika harus berhadapan dengan dua lelaki bertopeng itu. Mereka pun sepakat.

Di taman itu dengan langkah yang cerdik Bizel mampu menyelamatkan Aires sekaligus menjebak pelaku utama untuk mengungkapkan kejahatannya. Dengan banyak pertanyaan yang bersifat mengintimidasi, akhirnya kasus lima tahun lalu mampu terungkap. Namun, tidak semua luka bisa sembuh seketika. Bizel memilih untuk kembali ke kepolisian, sementara Aires mendapatkan penghargaan atas keberaniannya. Di hari perpisahan mereka, Aires menatap Bizel dan berkata, “Kau pikir kita akan bertemu lagi?”. Bizel tersenyum samar dan menjawab, “Aku yakin, karena jejak kita sudah saling terhubung.” Mereka berpisah, tetapi takdir belum selesai menuliskan kisah mereka.





Comments